Bakti Sosial dan Perayaan HARLAH PMII Komisariat Teknologi ke 20

Berbagi kasih dan keceriaan di Panti Asuhan Darul Azhar

Salam dari Puncak Semeru dan B29

Sahabat Bagus dan Sahabat Yusuf mengibarkan Bendera PMII di Ketinggian

Khotmil Qur'an

Bersama Sahabat Alumni (Sahabat Anam) dan Komisariat UMM

Upacara Hari Pendidikan Nasional

Pemberian Sertifikat Penghargaan Lolos Pendanaan DIKTI 2014

RTAR Rayon FTI II

Dengan Tema "Indahnya Bergerak Bersama Sahabat"

Senin, 15 Februari 2010

AHLUSSUNNAH WALJAMA’AH DALAM PERGUMULAN PEMIKIRAN

I. Pengantar

Telaah terhadap Ahlussunnah Wal Jama’ah ( Aswaja ) sebagai bagaian dari kajian keislaman –merupakan upaya yang mendudukkan aswaja secara proporsional, bukannya semata-mata untuk mempertahankan sebuah aliran atau golongan tertentu yang mungkin secara subyektif kita anggap baik karena rumusan dan konsep pemikiran teologis yang diformulasikan oleh suatu aliran, sangat dipengaruhi oleh suatu problem teologis pada masanya dan mempunyai sifat dan aktualisasinya tertentu.

Pemaksaan suatu aliran tertentu yang pernah berkembang di era tertentu untuk kita yakini, sama halnya dengan aliran teologi sebagai dogma dan sekaligus mensucikan pemikiran keagamaan tertentu. Padahal aliran teologi merupakan fenomena sejarah yang senantiasa membutuhkan interpretasi  sesuai dengan konteks zaman yang melingkupinya. Jika hal ini mampu kita antisipasi berarti kita telah memelihara kemerdekaan  (hurriyah); yakni kebebasan berfikir (hurriyah al-ra’yi), kebebasan berusaha dan berinisiatif (hurriyah al-irodah) serta kebebasan berkiprah dan beraktivitas (hurriyah al-harokah) (Said Aqil Siradj : 1998).

PERAN MAHASISWA

Diakui atau tidak sejarahlah yang membuktikan bahwa, perjalanan bangsa Indonesia ini yang disitu terdiri dari kaum muda dan mahasiswa. Mereka mempunyai andil yang besar dalam mengawal bangsa ini, dalam mengamati peran mahasiswa dalam mengawal masa depan bangsa terbukti sampai saat ini bangsa ini masih mempunyai beberapa kaum muda yang penuh keberanian, energik dan cerdas. Sejarah mengatakan bahwa setiap moment perubahan, kaum muda selalu mengambil posisi dibarisan terdepan, mereka radikal sekaligus yang kita rasakan dan kadang nekat.

Peran mahasiswa dalam mengawal bangsa ini kadang juga ditepis oleh beberapa pendapat “bahwa posisi mahasiswa tidaklah penting, sedangkan peranan mereka hanyalah sebagai alat atau  pembantu bagi kekuatam yang sesumgguhmya”1 Itu adalah hal yang wajar karena pemdapat itu terlontar pada tahun 1930–an dimana bangsa Indonesia masih dibawah penjajah. Namun, pada moment yang luar biasa, dimana disitu terjadi kemacetan bangsa secara utuh, disitu akan muncul pemuda dan mahasiswa laksana penjelmaan ratu adil, bagi yang memahami sejarah, kedatangan para mahasiswa memang sudah diharapkan dan bahkan ditunggu2.

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com