PERAN MAHASISWA

Diakui atau tidak sejarahlah yang membuktikan bahwa, perjalanan bangsa Indonesia ini yang disitu terdiri dari kaum muda dan mahasiswa. Mereka mempunyai andil yang besar dalam mengawal bangsa ini, dalam mengamati peran mahasiswa dalam mengawal masa depan bangsa terbukti sampai saat ini bangsa ini masih mempunyai beberapa kaum muda yang penuh keberanian, energik dan cerdas. Sejarah mengatakan bahwa setiap moment perubahan, kaum muda selalu mengambil posisi dibarisan terdepan, mereka radikal sekaligus yang kita rasakan dan kadang nekat.

Peran mahasiswa dalam mengawal bangsa ini kadang juga ditepis oleh beberapa pendapat “bahwa posisi mahasiswa tidaklah penting, sedangkan peranan mereka hanyalah sebagai alat atau  pembantu bagi kekuatam yang sesumgguhmya”1 Itu adalah hal yang wajar karena pemdapat itu terlontar pada tahun 1930–an dimana bangsa Indonesia masih dibawah penjajah. Namun, pada moment yang luar biasa, dimana disitu terjadi kemacetan bangsa secara utuh, disitu akan muncul pemuda dan mahasiswa laksana penjelmaan ratu adil, bagi yang memahami sejarah, kedatangan para mahasiswa memang sudah diharapkan dan bahkan ditunggu2.

 
Dan kedatangan mereka penuh dengan keyakinan dan semangat, terbukti “dialami oleh beberapa anak muda (mahasiswa). Beberapa ditembak, diculik dan dipenjara hingga hari ini”3. Memang kenyataan jika kita melihat posisi mahasiswa saat itu dimana bangsa dilanda multi krisis, mulai krisis ekonomi dilanjutkan krisis politik dan kemudian dilengkapi lagi dengan krisis sosial dan krisis moral yang dampaknya sungguh sangat luar biasa terhadap masyarakat, dimana banyak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), penjarahan dan pembunuhan. Disitu mahasiswa sepakat yang harus diselesaikan terhadap bangsa ini adalah mereformasi pemerintahan yang sudah dipimpin Soeharto selama 32 tahun.

Mungkin orang sepakat, jika kita hanya mengandalkan pemimpin-pemimpin yang ada waktu itu (Abdurrahman Wahid, Megawati dan Amien Rais). Soeharto mungkin belum lengser mengganti pemerintahan. Karena dalam kamus politik mereka “oposisi cuma berarti melakukan kritik terhadap pemerintahan, memberi masukan yang konstruktip, itu saja4. Mereka akan berkata “ Inilah yang maksimal bisa dicapai”, dan seruan kepada kaum muda (Supaya tidak terjadi kerusuhan yang tidak terkendali, begitu biasanya kata Gus Dur) atau memberi ultimatun supaya dalam satu- dua bulan Soeharto mengundurkan diri (Ini gaya Amien Rais, dan kemudian biasanya tidak terjadi apa-apa: Soeharto tetap berkuasa dan Amien Rais tidak berbuat apa-apa juga). Bahkan Gus Dur, setelah Soeharto mengundurkan diri, pada akhir Desember mendatangi bekas Presiden ini untuk minta dia ikut dalam Dialog Nasional, demi mencegah, sekali lagi kerusuhan sosial yang tidak terkendali5.

Mahasiswa berperan dalam mengawal masa depan bangsa adalah gelar yang mungkin masih disandang mahasiswa sampai saat ini, kalau sejarah memang mengatakan mulai daritahun 1928 mereka bersama pemuda mencetuskan Sumpah Pemuda, kemudian dilanjutkan dalam gerakan-gerakan memperjuangkan kemerdekaan dan juga ketika revolusi kemerdekaan tahun1945 dicetuskan (Ingat, Soekarno dan Hatta diculik oleh para pemuda dibawa ke Rengas Dengklok untuk dipaksa “Membacakan proklamasi kemerdekaan bangsa ini pada tanggal 17 Agustus 1945) dan dilanjutkan pada tahun 1966 ketika maraknya mahasiswa menggulingkan rezim Soekarno, dan dilanjutkan pada tahun 1998 yang dipaparkan diatas.

Seiring dengan peran mahasiswa dalam mengawal masa depan bangsa dikenal dengan dua peran pokok mahasiswa yaitu pertama: sebagai kekuatan korektif terhadap penyimpangan yang terjadi didalam berbagai aspek kehidupan bangsa. Kedua sebagai penerus kesadaran bangsa akan problema yang ada dan menumbuhkan kesadaran itu. Dengan catatan bahwa peran mahasiswa memang menuntaskan koreksi dan perubahan sosial itu tidak sendirian, itu semua direalisasikan oleh mahasiswa bersama kekuatan masyarakat lainnya.   Wallahu a’lam

Oleh : A. Mubin masduqi